5 Mitos Tentang Ikan Hiu yang Meleset, Tak Semengerikan seperti di Film Hollywood!
Saat mendengarkan istilah "ikan hiu", banyak orang secara instan membayangkan makhluk menakutkan yang mengintip dari dalam perairan lautan dan bersiap untuk mencari mangsa siapa pun yang berani berenang terlalu jauh ke sana. Pandangan seperti itu telah tertanam dengan kuat melalui serangkaian film Hollywood yang berhasil menshape pemahaman publik tentang spesies ikan laut tersebut.
Hiu tidak hanya duduk sebagai mesin pembunuh lautan sebagaimana sering digambarkan. Sebaliknya, mereka merupakan elemen penting dalam suatu sistem ekologi yang rumit, memiliki ciri khas tersendiri, dan ada juga yang dapat disebut "takut akan perubahan". Jika Anda ingin mengetahui betapa jauhnya kesalahpahaman publik dibandingkan dengan kebenaran saintifik mengenai hiu, mari kita telusuri lima fakta berikut ini.
1. Manusia biasanya tidak menjadi sasaran serangan hiu secara langsung

Berbeda dengan narasi dalam film, hiu pada kenyataannya tidak menargetkan manusia sebagai makanan favorit mereka. Para ahli menyebutkan bahwa kebanyakan insiden serangan hiu disebabkan oleh kesalahpahaman. Di perairan yang keruh, hiu dapat salah mengenali manusia sebagai hewan laut seperti paus biru atau mangsa lain yang umum mereka incar.
Mayoritas jenis ikan hiu justru enggan bersentuhan dengan manusia. Berdasarkan penelitian dari beberapa lembaga pengamatan lautan, disimpulkan bahwa ikan hiu akan menjauh apabila merasakan adanya suara atau pergerakan aneh yang berasal dari manusia. Mereka tidak termasuk dalam kategori pemangsa tanpa tujuan; sebaliknya mereka adalah hewan dengan naluri pertahanan diri yang kuat serta sikap waspada terhadap lingkungan sekitar.
2. Film-film Hollywood sudah membentuk rasa takut yang tidak masuk akal.

Gambaran hiu sebagai makhluk laut yang menakutkan bermula dari film tersebut. Jaws diperkenalkan ke publik pada tahun 1975. Film tersebut menjadi sangat populer, namun secara bersamaan menimbulkan rasa takut yang meluas akan hiu. Sebagai akibatnya, pandangan masyarakat berubah dengan cepat dan sepertinya hiu telah menjadi bahaya tetap di semua tepi pantai planet kita.
Sebenarnya, insiden serangan hiu sangat langka. Statistik dari International Shark Attack File mengindikasikan bahwa risiko seseorang diserang ikan hiu bahkan lebih rendah daripada kemungkinan ditimpa kilat. Meskipun demikian, dampak budaya seperti film membuat banyak orang menjadi khawatir saat berenang di lautan, padahal data sebetulnya tidak mensupport rasa takut tersebut. Persepsi masyarakat tentang makhluk ini cenderung bias akibat peranan media yang signifikan.
3. Aktivitas manusia malah mengancam hiu.

Hal yang sangat menyedihkan adalah bahwa pada waktu manusia merasa khawatir akan serangan hiu, ternyata hiu-lah yang sebenarnya perlu ketakutan kepada manusia. Tiap tahun, banyak sekali ikan hiu yang menjadi korban pembunuhan, khususnya akibat praktik memotong sirip hiu dengan cara kejam tersebut. Bisnis ini sungguh besar, terlebih lagi di berbagai negara Asia yang melihat sirip hiu sebagai komoditas makanan eksklusif.
Tidak sekadar itu saja, dampak dari pemanasan global dan pencemaran lautan pun turut menghancurkan tempat tinggal asli ikan hiu. Kualitas air laut yang semakin memburuk serta terumbu karang yang hancur menyebabkan jumlah ikan hiu terus merosot. Bila kondisi ini tetap dibiarkan berlanjut, selain akan hilangnya salah satu jenis pemangsa, kita juga bakal menciderai stabilitas jaring-jaring makanan di lautan sebagai suatu sistem.
4. Tak seluruhnya hiu memiliki ukuran yang besar atau terlihat menakutkan.

Saat mendengar istilah hiu, mayoritas orang biasanya membayangkan binatang raksasa yang mengerikan seperti hiu putih atau hiu macan. Namun, di antara lebih dari 500 jenis hiu yang telah direkam, banyak sekali memiliki ukuran yang kecil dan lucu. Salah satu contoh adalah hiu lentera kerdil. (Etmopterus perryi), yang berukuran kira-kira 20 cm dan mampu bersinar di kegelapan.
Banyak jenis ikan hiu sebenarnya berkeliaran di dasar lautan dan tak pernah bersinggungan dengan manusia. Ikan-ikan ini memiliki ciri fisik, tingkah laku, serta ukuran yang amat bervariasi. Oleh karena itu, menganggap seluruh ikan hiu sebagai "makhluk laut menakutkan" adalah kesalahan besar akibat pandangan sempit tersebut. Kehidupan mereka jauh melebihi cerita-cerita seram pada film atau TV.
5. Fungsi hiu amat krusial bagi keberlangsungan ekosistem di lautan.

Sebagai predator, hiu memiliki peran vital dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut, lho. Mereka membantu mengontrol populasi ikan lain agar tidak berkembang secara berlebihan. Hal ini secara tidak langsung menjaga kesehatan terumbu karang dan menghindari kerusakan pada rantai makanan laut.
Tanpa adanya hiu, jumlah hewan pakan dapat meningkat drastis dan mengacaukan ekosistem. Lagipula, ikan hiu cenderung memburu individu yang sudah lemah atau sakit, sehingga otomatis mendukung kesegaran genetika dalam kelompok mangsa mereka. Oleh karena itu, walaupun seringkali dikenal sebagai makhluk yang mengerikan, sebenarnya hiu merupakan pelindung tak terlihat di lautan dengan peran vital bagi keseimbangannya.
Sesudah menyadari kenyataan tentang ikan hiu, terbukti bahwa hewan tersebut tak serumit atau seterbayangkan seperti yang diperlihatkan dalam film-film Hollywood. Rasa takut yang telah melekat lebih disebabkan oleh cerita-cerita berdramatis daripada data-data ilmiah. Telah tiba saatnya untuk menyingkirkan prasangka lama dan mulai mengapresiasi eksistensi mereka sebagai spesies istimewa di perairan bumi.
Referensi:
"Merayakan Hiu". PDZA. Dibuka pada Mei 2025.
" Lima Mitos Hiu yang Dibantah ". New England Aquarium. Diakses pada Mei 2025.
"5 Kesalahpahaman Tentang Hiu". Discovery. Dibuka pada Mei 2025.
"Bandingkan Risiko: Petir Menyambar". Florida Museum. Dibuka pada Mei 2025.