Terumbu Karang Raja Ampat Putihkan: Kiamat di Perairan Mulai Dicium

PEMUTIHAN Karang menjadi putih ketika air di sekelilingnya terlalu hangat, menyebabkan karang 'stress' dan kehilangan pigmen mereka.
Sebagaimana telah diketahui, karang berperan sebagai tempat perlindungan untuk ekosistem laut serta sektor nelayanan. Tiap tahunnya, terumbu karang menyumbangkan penghasilan yang bisa mencapai nilai triliunan dolar.
Selama beberapa bulan, data mencatat adanya rekaman suhu air lautan tertinggi, namun pucatannya pada terumbu karang tersebut merupakan indikasi global pertama mengenai dampak peristiwa itu terhadap ekosistem laut.
Berita duka datang, kondisi terumbu karang global semakin memprihatinkan; banyak yang mengalami pemutihan, bahkan di Raja Ampat, destinasi penyelaman legendaris di Indonesia.
Dari semua terumbu karang yang ada di planet ini, 80% saat ini sedang mengalami putihkan. Faktor penyebab paling dominan adalah suhu laut yang semakin meningkat.
Berdasarkan data dari Coral Reef Watch, fenomena ini telah terjadi sejak Januari 2023 dan sudah menyebar hingga ke 82 negara!
Parahnya lagi nih, 84% terumbu karang saat ini menghadapi pemanasan berlebihan. Terumbu karang Great Barrier Reef di Australia sudah alami enam kali pemutihan masif dalam sembilan tahun belakangan. Bahkan wilayah-wilayah yang dulu dipandang aman seperti Raja Ampat dan Teluk Eilat juga turut terpengaruh.
Menurut para peneliti, saat ini tidak ada lagi zona bebas risiko untuk terumbu karang. Mereka semua berpotensi terancam.
Jadi, ini tak hanya tentang lautan menjadi kurang menarik, tetapi juga mengenai ekosistem yang terancam, kehidupan laut yang ganggu, dan dampaknya pada kita pula. (*)