Helikopter Perang Vietnam Selamatkan Badak di Afrika: Rahasia Penerbangan Unik Mereka
Salah satu metode krusial dalam pelestarian badak hitam yang terancam kepunahan ialah dengan mentranslokasi mereka ke lokasi yang lebih aman. Helikopter bekas pertempuran di Vietnam digunakan sebagai alat angkutnya. Apakah pendekatan tersebut dapat dipraktikkan juga pada penyelamatan badak Sumatera?
Di atas langit Afrika Selatan, mengapung sebuah herbivora bersisik yang berbobot hingga 1.300 kilogram dengan kakinya tersuspensi di bawah helikopter.
Adegannya mungkin tampak mengagetkan, namun dalam sepuluh tahun belakangan, penerapan helikopter untuk pelestarian badak telah naik dengan cepat di Afrika Selatan, Namibia, serta Botswana.
Badak hitam terancam punah , sesuai dengan Persetujuan Internasional untuk Perlindungan Lingkungan (IUCN). Karena usaha konservasinya, populasi mereka semakin bertambah.
Pada saat ini, jumlah badak hitam diperkirakan sekitar 6.500 ekor. Di masa terendahnya pada dekade '90-an, jumlahnya kurang dari 2.500 ekor, Akibat dari perburuan liar serta berkurangnya tempat tinggal yang menyebabkan spesies tersebut terancam punah.
Badak hitam di relocasi karena tiga sebab utama, menurut Ursina Rusch, yang merupakan manajer populasi untuk Program Pencetakan Wilayah Badak Hitam Afrika Selatan milik WWF.
Pertama, agar dapat menjaga mereka terhindar dari pemburuan ilegal. Kedua, guna melakukan pengawasan. Para peneliti badak biasanya mengambil kesempatan ini untuk menyisipkan alat pelacak GPS satelit ke dalam tanduk badak.
Dan, yang ketiga, agar keanekaragaman genetik populasi mereka sebanyak mungkin.
Speisis tersebut pada umumnya bertempat tinggal di kantong-kantog yang terlindungi. di cagar alam publik dan swasta, sehingga pemindahan adalah satu-satunya metode yang tersedia untuk meningkatkan jangkauan habitat mereka.
"Bila kami tak menggeser badak dan membentuk kelompok baru, mereka bakal menikah dengan kerabat sendiri sehingga populasi merosot, atau kekurangan sumber daya dan berhenti bereproduksi," jelas Rusch.
Kenaikan jumlah populasi badak hitam bisa dipengaruhi oleh seberapa banyak hewan ini berkumpul bersama. Dengan kata lain, apabila suatu grup badak menjadi sangat ramai atau penuh, seekor wanita badak mungkin akan memiliki jarak waktu yang lebih panjang di antara setiap kelahirannya.
Dampaknya adalah ada lebih sedikit anak badak, respons evolusioner dan adaptasi terhadap sumber daya.
Meskipun pengangkutan hewan untuk menumbuhkan kembali populasi dan meningkatkan keragaman genetik bukanlah hal baru, penggunaan helikopter secara rutin adalah hal baru.
Helikopter pertama kali digunakan untuk tujuan tersebut pada tahun 1990-an, dan tekniknya terus ditingkatkan sejak era 2010-an. Seperti yang dikatakan Rusch, "helikopter sudah 'merekayasa ulang' industri pelestarian badak."
Proyek WWF-nya Telah dipindahkan sekitar 270 ekor badak, dengan kurang lebih 160 yang dikirim melalui udara.

BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.
Jadilah orang pertama yang mendapat berita, penyelidikan, serta laporan terperinci dari BBC News Indonesia dengan menerima langsung pesan di WhatsApp Anda.

Rusch menerangkan langkah-langkah tersebut. Di atas helikopter, seorang ahli hewan akan menyuntikkan obat ke bokong badak dari udara untuk sementara menonaktifkannya.
Targetnya biasanya adalah anak-anak badak atau jantan dominan yang perlu disingkirkan untuk mencegah perkawinan sedarah, kata Rusch. Imobilisasi badak biasanya melibatkan opioid yang kuat dan obat penenang.
Sekarang dulu, dokter hewan menghabiskan sekitar 20 menit berjalan kaki mencari badak yang sedang tertidur lelap.
Tim helikopter kini menghemat waktu yang berharga dengan melacak badak dari udara—dan dalam waktu empat menit, badak itu pun pingsan.
Ketika badak terjatuh tanpa menyadarinya, tim darat dan tim helikopter langsung beraksi: mendekati badak tersebut untuk ditangani. Mereka mengumpulkan sampel dan melakukan pengukuran biologis serta menanam chip kecil untuk pemantauannya.
Selanjutnya, tim memasang tali tebal dan halus pada masing-masing empat ekstremitas si badak. Kemudian, semua tali itu dihubungkan menjadi sebuah tali tunggal yang dililitkan ke bagian dasar dari pesawat helikopter tersebut.
Setelah itu, proses pindah dimulai. Helikopter mengangkat badak yang tergantung dibawanya menuju titik tengah, umumnya area lapangan terbuka, di mana tim darat sedang menanti.
Pada masa lalu, badak dibawa masuk ke dalam kandang dan diletakkan di bagian belakang truk untuk dievakuasi menuju suatu konservasi. Akan tetapi, perjalanan melalui daratan ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan pada badak; hewan tersebut biasanya tidak tidur sepanjang perjalanan (walaupun kadang-kadang disuntik bius).
Badak perlu tetap berada di dalam kandang, yang bisa mengakibatkan kerusakan pada otot atau tanduk, atau justru menghalangi jalannya napas mereka, yang bisa berbahaya sampai menimbulkan kematian.
Di samping itu, jalan sempit di area tersebut serta kondisi tanah yang sulit membuat tim kesulitan dalam menjangkau tempat tujuan yang terisolir dengan kendaraan bermotor.
Di sinilah pengangkutan udara berperan. Risiko kesehatan dari perjalanan di dalam kandang dan kurangnya jalan—misalnya, di wilayah Kunene di Namibia—berarti bahwa saat ini, helikopter semakin banyak digunakan, kata Robin Radcliffe, profesor madya satwa liar dan kedokteran konservasi di Universitas Cornell, New York.
Pelestari lingkungan hanya menilai helikopter sebagai opsi saat tempat penangkapan atau pembebasan tak bisa dicapai lewat jalur darat, ucapnya, atau jika pemanfaatannya mampu mengurangi substansial durasi perjalanan.
Berdasarkan cerita Rusch, ahli penelitian dan pelestarian lingkungan memanfaatkan dua jenis helikopter utama untuk mentransportasi badak hitam: Airbus AS350 Astar dan UH1-H Huey.
Airbus AS350 Astar, yang dikenal sebagai "Tupai," sudah mulai dipakai sejak tahun 2021. Helikopter berskala kecil dan efisien ini siap digunakan di wilayah Afrika Selatan.
Di sisi lain, UH1-H Huey Dirancang khusus untuk mengangkat muatan berat, helikopter-helikopter legendaris yang populer dalam Perang Vietnam ini sebagian masih menampilkan bekas tembakan dengan lubang-lubang peluru serta lantai tempat senjata, sesuai kata Rusch.
Pada saat ini, helikopter standar militer yang memiliki jendela di bawah kokpit untuk memungkinkan pilot mengamati permukaan tanah di bawah mereka sangat berguna bagi masyarakat umum dalam upaya pemadam kebakaran serta pelestarian badak.
"Baling-baling Huey itu unik—benar-benar menampar udara," kata Rusch.
Suara itu adalah apa yang diinginkan tentara selama Perang Vietnam, memberi rasa lega ketika melihat penyelamat datang.
Huey dikenal karena tampil dalam beberapa film Hollywood yang mencakup Apocalypse Now, Platoon, serta Full Metal Jacket , dikenal karena peranannya dalam Perang Vietnam dan menyediakan dukungan dari udara menggunakan helikopter untuk pasukan Amerika Serikat, di mana mereka melakukan evakuasi bagi prajurit luka maupun yang meninggal.
Pergantian nasib dari senjata perang ke alat penyelamatan hidup tidak lepas dari pengawasan para aktivis lingkungan yang menerbangkanhelikopter.
Ironisnya, di era 1980-an, helikopter dimanfaatkan oleh sebagian pemburu untuk tujuan tersebut. ntuk membunuh badak ," kata Radcliffe.
Kenyataan bahwa helikopter saat ini dimanfaatkan dalam penyelamatan badak sebagai bagian dari upaya konservasi yang menakjubkan.
Proyek Perluasan Jangkauan Badak Hitam WWF memiliki 18 lokasi proyek, dengan lebih dari 400 badak hitam yang tersebar di seluruh lokasi, 15% dari semua badak hitam di Afrika Selatan, kata Rusch.
"Semua ini tidak akan mungkin terjadi tanpa helikopter, baik untuk membius maupun memindahkan badak dari area yang tidak dapat diakses," katanya.
Tim Radcliffe, yang bermitra dengan pemerintah Namibia, memelopori metode tanpa jaring untuk memindahkan badak secara terbalik di bawah helikopter.
Di tahun 2021, Radcliffe dan timnya berhasil meraih kemenangan tersebut. Penghargaan Ig Nobel atas karya mereka menempelkan badak hitam terbalik. Inilah penghargaan yang menimbulkan sindiran terhadap Penghargaan Nobel, diserahkan untuk "riset yang dapat mengundang tawa lalu mendorong pemikiran."
Oleh karena opioid dapat menurunkan tingkat oksigen dalam darah badak, maka sangat vital untuk memilih posisi penerbangan yang optimal sehingga badak masih bisa bernafas dengan leluasa.
Sebelum menentukan posisi terbalik, Radcliffe dan tim peneliti berupaya meletakkan badak pada papan yang dikaitkan dengan helikopter.
Namun, hal itu kurang aerodinamis sebab papan tersebut memicu getaran ekstra di atmosfer.
Selanjutnya, regunya mencoba memasang jaring pada badak, yang ternyata "sedikit lebih unggul secara aerodinamis namun belum sepenuhnya sempurna". Penempatan jaring itu berpotensi merugikan sistem pernafasan badak.
Ditambah lagi, rangka logam jaring tersebut menambah berat yang cukup besar, sehingga butuh lebih banyak personel darat untuk menempatkan badak ke dalam jaring, padahal tujuannya adalah metode transportasi yang cepat dan efisien, kata Radcliffe.
Memanen ulang posisinya ketika sedang terbang merupakan opsi yang paling aman, menurut Radcliffe.
Aнатомi badak menunjukkan bahwa hewan tersebut dapat bernapas dengan leluasa meski dalam posisi terbalik, jelas Radcliffe.
Ketika bergantung pada kaki-kakinya, bobot serta struktur fisik badak membolehkan mereka merentangkan kepala dan leher ke arah bawah sambil menegaskan punggungnya.
Di samping itu, "perjalanan terbang menjadi lebih aman dan Lancar" dikarenakan cula badak bertindak seperti "ekor bulu atau propeler angin", yang membantu mencegah putaran tidak diinginkan.
"Keunikan dari badak yang diangkat terbalik menggunakan kakinya adalah bentuknya yang sudah aerodinamis," jelas Radcliffe.
Walaupun ilustrasi badak yang terbalik mungkin pada awalnya kelihatan "menyeramkan", kebahagiaan badak senantiasa menjadi prioritas utama "terlebih dahulu" sebelum, saat, serta sesudah 10-30 menit penerbangan berlangsung, jelas Rusch.
"Badak selalu diawasi oleh dokter hewan dan pilot berpengalaman, yang dapat mengetahui apakah badak merasa nyaman atau tegang," katanya.
Meskipun demikian, konservasi bukan tanpa biaya. Penggunaan helikopter menciptakan polusi udara dan suara.
"Di dunia yang sempurna, kita ingi punya nol jejak karbon nol," kata Radcliffe.
Tetapi, sebagai makhluk hidup, kita memiliki kewajiban untuk bekerja sama dalam rangka melindungi spesies seperti badak. Populasi mereka semakin menurun, tidak disebabkan oleh proses alam biasa, tapi akibat dari tindakan kita sendiri.
Badak telah hidup selama 50 juta tahun dan temuan fosil mengindikasikan bahwa pernah ada lebih dari 150 jenis badak yang berbeda.
Sekarang hanya tinggal lima.
"Bagi anak-anak cucuku, aku tak mau menyebutkan tentang keberadaan badak ketika masa mudaku dulu, namun sekarang sudah tiada lagi akibat perburuan oleh manusia serta kerusakan habitat mereka," jelas Radcliffe.
Pelan tetapi pasti, helikopter memulai proses transformasinya. Menurut penjelasan Radcliffe, tiga dekade yang lalu, jumlah rhinoceros hitam di wilayah Kunene, bagian utara-barat Namibia, sudah menyusut secara signifikan.
Pada tahun 2010, transportasi udara untuk badak pertama kali dilakukan di Namibia, membawa kembali hewan ini ke area tersebut. Akibat dari pegunungan yang ekstensif dan sulit ditembus, penerbangan memungkinkan badak dikirimkan ke lokasi-lokasi yang sebelumnya tak terjangkau.
Para peneliti, layaknya Radcliffe, bertekad untuk terus mengembangkan serta meningkatkan metode trasnportasi menggunakan helikopter tersebut. Mereka juga merancang integrasi teknologi canggih lainnya seperti drone tanpa awak dan satelit kedalam usaha pelestarian badak.
Radcliffe memvisualisasikan bahwa di kemudian hari, teknik konservasi badak yang revolusioner ini malah bisa menjadi Dapat diimplementasikan pada ekosistem hutan hujan di Indonesia, daerah yang kritis bagi kelangsungan hidup badak Sumatera yang terancam punah.
Selain badak, teknik mengangkat mamalia besar berkuku secara terbalik juga telah diterapkan pada spesies lain seperti gajah dan beberapa antelop yang terancam punah.
Sementara itu, menurut Rusch, badak Afrika Selatan yang ditranslokasi tampaknya berkembang biak dengan baik. Mereka sudah merumput dan berkembang biak di rumah baru mereka.
Kamu bisa belajar tentang badak, keunikannya serta karakteristiknya," jelas Rusch. "Badak itu dilepas begitu saja di suatu tempat, lalu jumlah populasi tersebut bertambah — mulai dari anak cucu generasi pertama hingga generasi kedua sampai ketiga.
English version of this article, Bagaimana cara memindahkan seekor badak menggunakan helikopter secara terbalik? , dapatkan informasinya lebih lanjut pada halamannya BBC Future.
- Bayi badak Sumatera yang jarang terlihat dilahirkan di Taman Nasional Way Kambas
- Badak Sumatra termasuk delapan spesies hewan paling rawan punah di dunia
- Pemimpin jaringan pemburu badak bercula satu di Ujung Kulon divonis 12 tahun penjara - 'Ini kematian terbesar mengingat populasinya kian menyusut'
- Bayi tabung: Metode yang Digunakan Ilmuawan untuk Selamatkan Badak Putih Utara di Afrika dari Kepunahan
- Kehidupan badak Sumatra sangat terancam dan hanya tersisa sedikit harapan untuk kelangsungannya.
- Kelangsungan badak Sumatra 'tergantung pada seutas benang'
- Bayi tabung, cara ilmuwan selamatkan badak putih utara di Afrika dari kepunahan
- Bagaimana seekor badak menjadi simbol perdamaian di India?
- Badak jantan Sumatera terakhir di Malaysia mati