Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

8 Raksasa Tekno Gelontorkan Pemutusan Kerja Massal di 2025

- Pada tahun 2025, yang belum mencapai separuh tahun, berbagai perusahaan di bidang teknologi telah mengumumkan pengurangan staf atau pemberhentian paksa kerja (PHK) dalam jumlah besar.

Ternyata, perusahaan seperti Meta ( induk dari Facebook, Instagram, dan WhatsApp) telah mengumumkan pemutusan hubungan kerja dua kali dalam rentang waktu empat bulan.

Terdapat juga sebuah perusahaan teknologi dari Indonesia bernama Bukalapak yang telah melakukan pemutusan hubungan kerja secara besar-besaran setelah penutupan gerai fisiknya pada bulan Januari kemarin.

Efisiensi serta penataan ulang organisasi korporasi merupakan dasar bagi beberapa entitas usaha yang telah menerapkan pemutusan hubungan kerja berskala besar sejak awal tahun ini.

Paling tidak, terdapat delapan perusahaan teknologi yang telah mengumumkan pemutusan hubungan kerja pada awal tahun 2025. Berikut adalah detailnya.

1. Sonos

Sonos, perusahaan perlengkapan audio terkenal dari Amerika Serikat, mengurangi stafnya sebanyak kurang lebih 200 orang di bulan Februari tahun 2025.

Pemutusan hubungan kerja masal dijalankan untuk menciptakan sebuah tim yang lebih kecil dan efisien. Di samping itu, Sonos juga menyatakan bahwa penjualan produk mereka menurun.

Reputasi perusahaan mengalami penurunan setelah peluncuran ulang aplikasi seluler Sonos pada Mei 2024. Penyegaran dalam bentuk desain ulang tersebut bertujuan untuk memperbaiki performa dan memberikan fleksibilitas kepada pengguna agar dapat disesuaikan, serta merintis jalannya menuju fitur-fitur tambahan di masa depan.

Namun, pelanggan mengeluhkan adanya banyak bug hingga penurunan kinerja sistem speaker Sonos.

Sejumlah fungsi tertentu menghilang pada rilis terbaru aplikasi Sonos. Hal ini merusak citra merek di mata konsumen yang berarti. Skandal tersebut turut menyebabkan eks-CEO Sonos yakni Patrick Spence, yang memimpin sejak 2017, diberhentikan oleh perusahaan mulai Januari 2025.

Sonos telah mencoba untuk merebut kembali kepercayaan para penggunanya dengan meningkatkan aplikasinya serta membawa kembali fungsi-fungsi yang sebelumnya dihilangkan. Upaya ini dilakukan beberapa bulan setelah aplikasi tersebut menerima banyak kritik.

2. Intel

Pemutusan hubungan kerja masal pun dijalankan oleh perusahaan semikonduktor besar Intel pada April 2025. Memang, kinerja bisnis Intel telah menunjukkan penurunan sejak tahun sebelumnya.

Intel juga telah mengambil sejumlah langkah untuk memastikan bahwa kegiatan usahanya terus berlanjut pada tahun ini serta di masa yang akan datang, salah satunya dengan melakukan pengurangan staf.

CEO Intel saat ini, Lip-Bu Tan menyebutkan bahwa perusahaan harus melakukan pemutusan hubungan kerja sebagai bagian dari upaya meningkatkan efisiensi serta mengurangi staf yang dipandang berlebihan dalam sejumlah departemen Intel.

Tan tak menyebut berapa jumlah karyawan yang akan terkena layoff di kuartal II-2025 nanti. Namun menurut laporan yang dirilis kantor berita Bloomberg, jumlah karyawan yang di-PHK akan mencapai sekitar 20 persen dari total karyawan saat ini.

Pada bulan Desember tahun 2024, total pegawai Intel mencapai lebih dari 100.000 orang secara global. Dengan demikian, pemutusan hubungan kerja yang dimulai di semester kedua tahun 2025 ini diproyeksikan akan mempengaruhi sekitar 20.000 pekerja.

3. Google

Google adalah perusahaan teknologi selanjutnya yang mengumumkan pemutusan hubungan kerja besar-besaran di bulan April tahun 2025.

Menurut laporan The Information, banyak pegawai yang terkena pemutusan hubungan kerja berasal dari departemen Platform dan Devices.

Bagian ini meliputi berbagai layanan serta barang buatan Google, termasuk ponsel seri Pixel, sistem operasi Android, sampai peramban web Chrome.

Tidak ada detail pasti tentang jumlah pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja. Tidak diketahui pula apakah karyawan Google di negara-negara tertentu saja yang terpengaruh oleh pengurangan staf.

Akan tetapi, serbuan pemutusan hubungan kerja ini muncul setelah Google menawarkan pilihan pensiun dini secara sukarela kepada kurang lebih 25.000 pekerja dalam divisi Platform dan Perangkat pada Januari 2025 silam.

Perwakilan resmi dari Google menyebutkan bahwa pemecatan karyawan kali ini bertujuan untuk memperbaiki efisiensi bisnis setelah penggabungan bagian Platform dan Devices terjadi beberapa tahun sebelumnya.

4. EA Sport

Perusahaan raksasa di bidang penerbitan dan pengembangan video game, Electronic Arts (EA), dilaporkan telah mengambil tindakan pemutusan hubungan kerja untuk sekitar 300 hingga 400 pegawainya.

Putusan tersebut diambil karena adanya "koreksi tertentu" dalam organisasi perusahaan. Perubahan ini juga mempengaruhi beberapa judul game yang tengah diproses, seperti pencabutan pengembangan Titanfall.

Tidak kurang dari 100 pekerja yang terpengaruh berasal dari Respawn Entertainment, studio di balik pembuatan game Apex Legends serta Star Wars Jedi: Survivor.

5. Meta

Meta, perusahaan utama di balik Instagram, Facebook, WhatsApp, dan Messenger, telah menyatakan niatnya untuk mengurangi jumlah staf sebesar 5% pada tahun ini.

Angka tersebut mencerminkan sekitar 3.600 pekerja Meta yang berlokasi di berbagai belahan dunia. Menurut CEO Meta, Mark Zuckerberg, penghentian kerja ini akan ditetapkan atas dasar evaluasi prestasi kerja. Pegawai-pegawai dengan tingkat kemahiran rendah diproyeksikan akan terpengaruh oleh kebijakan baru ini.

Pemutusan hubungan kerja pertama kali terjadi di bulan Februari 2025 dan dilaksanakan dengan cara bertahap.

Bulan April, Meta mulai memangkas karyawannya lagi, yang kali ini berdampak pada divisi yang bertugas mengembangkan perangkat wearable berbasis teknologi virtual reality (VR). Lebih spesifik, menurut laporan CNBC , potongan ini berlangsung di unit Oculus Studios.

Bagian ini adalah sektor di dalam Divisi Reality Labs yang fokus pada pengembangan teknologi virtual reality (VR), augmented reality (AR), serta menciptakan konten dan game khusus untuk perangkat headset VR Quest buatan Meta.

Pada laporannya, perwakilan dari Meta menjelaskan bahwa berbagai kelompok dalam divisi Oculus Studios tengah menghadapi penyesuaian organisasi serta tugas. Sehubungan dengan modifikasi ini, skala tim juga ikut terpengaruh, sehingga pada akhirnya menimbulkan pengurangan jumlah pegawai tertentu.

6. Bukalapak

Bukan hanya perusahaan teknologi global. Perusahaan asal Indonesia, yakni Bukalapak juga melakukan PHK massal awal tahun 2025.

PHK ini merupakan imbas ditutupnya layanan jual-beli produk fisik di platform. Perusahaan tidak merinci jumlah karyawan yang akan terdampak serta divisi mana yang akan mengalami PHK.

7. HP

Perusahaan komputer dari Amerika Serikat bernama Hewlett-Packard (HP) telah mengumumkan pemutusan hubungan kerja untuk 2.000 pegawai mereka yang berlokasi di San Francisco, sesuai dengan laporan yang ada. LA Times.

Pemutusan hubungan kerja ini diterapkan demi meningkatkan efisiensi menghadapi ketidakpastian dunia. Di samping itu, HP juga berniat menambah investasinya dalam bidang kecerdasan buatan/kecerdasan tiruan (AI).

8. Codemasters

Studio pengembang game dari Inggris yang terkenal melalui seri permainan balapan F1 seperti Dirt dan juga Grid, yakni Codemasters, telah mengonfirmasi pemutusan hubungan kerja atau PHK. layoff terhadap sejumlah karyawannya.

Dalam pernyataan resmi kepada VideoGamesChronicle Juru bicara Codemasters menyebutkan bahwa pemecatan karyawan dilakukan guna menekankan prioritas pada arah bisnis dan fokus strategis perusahaan ke depannya.

Perusahaan berniat untuk mengubah susunan organisasi, termasuk memindahkan beberapa pegawai Codemasters ke berbagai divisi dari entitas utama mereka, yaitu Electronic Arts (EA). Codemasters tidak menyebutkan berapa banyak staf yang akan dipengaruhi oleh perubahan ini. layoff ini.

Di samping pemutusan hubungan kerja, Codemasters juga menyatakan bahwa mereka tidak akan memperpanjang kesepakatan dan kolaborasinya dengan Kejuaraan Reli Dunia atau World Rally Championship (WRC), mitra yang telah bekerja sama sejak tahun 2020.

Setelah hubungan kerjasamanya dengan WRC berakhir, Codemasters akan menonaktifkan semua pengembangan untukjudul game baru serta konten yang terkait dengan merek WRC.